Minggu, 11 Desember 2016

Ilmu Bahasa Menurut para Ahli

Terdapat beberapa nama yang biasa digunakan oleh para ahli  bahasa untuk menamai ilmu yang berurusan dengan bahasa.  Banyaknya nama itu disebabkan oleh banyaknya ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Menurut Sudaryanto (1996) minimalnya ada lima macam ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, yaitu:
  1. ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa. Dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti harfiah;
  2. ilmu atau ilmu-ilmu tentang bahasa. Dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti metaforis;
  3. ilmu atau ilmu-ilmu yang salah satu dasarnya bahasa. Kadang dalam hal ini bahasa menjadi dasar utama;
  4. ilmu atau ilmu-ilmu tentang pendapat mengenai bahasa, dan
  5. ilmu atau ilmu-ilmu tentang ilmu bahasa atau ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa.
Dari kelima macam ilmu yang disebutkan di atas, nampaknya hanya nomor (1) yang dapat dikatakan sebagai ilmu yang benar-benar menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, yaitu ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa. Ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya ini –di Indonesia dan juga di dunia Arab-  dikenal dengan berbagai nama.

Diantara nama-nama yang biasa digunakan adalah, ilmu bahasa, tata bahasa, grammar, dan linguistik, dll (lihat Chaer, 1994). Sedangkan di dunia Arab digunakan istilah 
ilmu al-lughah (علم اللغة) 
al-Lisaniyat (اللسانيات)
al-Lughawiyat (اللسانيات) 
al-Alsuniyah (الألسنية)
fiqh al-lughah (فقه اللغة)
al-Filulujia (الفلولوجيا)

Untuk menyebut ilmu yang membahas bahasa ini (lihat Qodur, 1993 dan 1996; Abdu Tawab, 1996; Abu Alfaraj, 1966; Imil Badi, 1982; Tamam Hasan, 1982; Fahmi Hijazy, 1973; Abdu Shabur Sahin, tt; dll). Di bawah ini akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah itu.
  • Ilmu Bahasa atau  Linguistik

Ilmu dapat diartikan sebagai hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya. Atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Dalam kamus Oxford (1974: 760) disebutkan bahwa Science knowledge arranged in an ordely manner, especially knowledge obtaind by observation and testing of facts. Sedangkan bahasa salah satunya biasa dipahami sebagai sistem dari pada lambang yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan (Poerwadarminta, 1985: 75).
Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa ilmu bahasa adalah ilmu pengetahuan yang digunakan oleh manusia untuk memahami sistem dari pada lambang yang dipakai orang untuk berkomunikasi. Secara singkat, bisa dikatakan bahwa ilmu bahasa adalah ilmu yang membicarakan tentang bahasa; atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji bahasa, atau ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa atau ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa (Sudaryanto, 1996: 5).

Menurut Chaer (1994:2) ilmu bahasa ini di Indonesia -saat ini- dikenal juga dengan nama linguistik. Istilah linguistik sepadan dengan istilah linguistics (Inggris), linguistiek (Belanda), linguistica (Italia), Linfvistika (Rusia), dan linguistique (Prancis). Kata linguistik berasal dari bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa’. Kata Arab yang mirip dengan kata lingua adalah kata lughah (لغة) bahasa.

Istilah ilmu bahasa sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan istilah linguistik dikenal kemudian. Namun walaupun istilah ilmu bahasa sudah lama dikenal, masih saja terdapat perbedaan pemahaman dan penggunaannya yang disebabkan oleh banyaknya ilmu yang menjadikan bahasa  sebagai objek kajiannya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Bagi sebagian orang, ilmu bahasa masih identik dengan gramatika atau tata bahasa yang biasanya berbicara sekitar masalah morfologi dan sintaksis. Sedangkan bagi sebagian yang lain, terutama yang pernah mempelajari ilmu bahasa modern, pengertian ilmu bahasa identik dengan linguistik.

Dalam bahasa Inggris, istilah linguistik, selain berarti ilmu yang mengkaji bahasa (linguistics), juga berati ‘bahasa’ (linguistic). Kedua arti ini digunakan juga dalam bahasa Indonesia. Pada frase ‘linguistik pengantar’ kata linguistik berarti ilmu bahasa. Sedangkan dalam frase ‘masyarakat linguistik’ kata linguistik berarti ‘bahasa’.
Akhir-akhir ini, penggunaan istilah linguistik sudah lebih populer, hanya saja, kepopuleran itu tidak mampu mengeluarkan linguistik dari kesamaran/kekaburan pengertian. Menurut Sudaryanto ada empat hal yang mengaburkan pengertian linguistik:
  1. banyak ilmu yang berhubungan dengan bahasa;
  2. adanya pengertian bahasa yang bersifat ganda;
  3. adanya istilah linguistik yang bukan untuk linguistics; dan
  4. adanya linguis yang berperan ganda.
Sebagai telah dipaparkan di atas, istilah linguistik secara etimologis diambil dari kata  Latin lingua ‘bahasa’. Menurut sebagian pakar bahasa, istilah linguitik terdiri atas dua morfem: lingua dan etik. Lingua berarti ‘bahasa’ dan etik berarti ‘melihat’. Dengan pendekatan etik, pola-pola fisik bahasa digambarkan tanpa menghubungkannya dengan fungsinya dalam sistem bahasa (Kridalaksana, 1993; 52). Sedangkan menurut Sudaryanto (1996: 10), akhiran -ik, -ics,  dan -ique sepadan dengan -logi yang berarti ‘ilmu’. Dengan akhiran –ik yang berari ‘ilmu’, kata linguistik bisa diartikan ilmu bahasa.
Secara terminologis, linguistik didefinisikan dengan berbagai redaksi. Berikut beberapa pendapat pakar bahasa mengenai definisi linguistik:
  1. Hornby (ed. III: 494) linguistics: “(1) The scientific study of languages, (2) the science of language, e.g. of it structure, acquisition, relationship to other forms of communication.”
  2. Kridalaksana (1993; 128): “Ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah.”
  3. Lyons (1995: 1): “Linguistik mungkin bisa didefinisikan sebagai pengkajian bahasa secara ilmiah.”
  4. Martinet (1987: 19): “Linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.”
  5. Chaer (1994: 1): “Ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.”

 Demikian pengerian bahasa menurut para alinya. semog bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.