Latest Posts

Minggu, 11 Desember 2016

Ilmu Bahasa Menurut para Ahli

Terdapat beberapa nama yang biasa digunakan oleh para ahli  bahasa untuk menamai ilmu yang berurusan dengan bahasa.  Banyaknya nama itu disebabkan oleh banyaknya ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Menurut Sudaryanto (1996) minimalnya ada lima macam ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, yaitu:
  1. ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa. Dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti harfiah;
  2. ilmu atau ilmu-ilmu tentang bahasa. Dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti metaforis;
  3. ilmu atau ilmu-ilmu yang salah satu dasarnya bahasa. Kadang dalam hal ini bahasa menjadi dasar utama;
  4. ilmu atau ilmu-ilmu tentang pendapat mengenai bahasa, dan
  5. ilmu atau ilmu-ilmu tentang ilmu bahasa atau ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa.
Dari kelima macam ilmu yang disebutkan di atas, nampaknya hanya nomor (1) yang dapat dikatakan sebagai ilmu yang benar-benar menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, yaitu ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa. Ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya ini –di Indonesia dan juga di dunia Arab-  dikenal dengan berbagai nama.

Diantara nama-nama yang biasa digunakan adalah, ilmu bahasa, tata bahasa, grammar, dan linguistik, dll (lihat Chaer, 1994). Sedangkan di dunia Arab digunakan istilah 
ilmu al-lughah (علم اللغة) 
al-Lisaniyat (اللسانيات)
al-Lughawiyat (اللسانيات) 
al-Alsuniyah (الألسنية)
fiqh al-lughah (فقه اللغة)
al-Filulujia (الفلولوجيا)

Untuk menyebut ilmu yang membahas bahasa ini (lihat Qodur, 1993 dan 1996; Abdu Tawab, 1996; Abu Alfaraj, 1966; Imil Badi, 1982; Tamam Hasan, 1982; Fahmi Hijazy, 1973; Abdu Shabur Sahin, tt; dll). Di bawah ini akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah itu.
  • Ilmu Bahasa atau  Linguistik

Ilmu dapat diartikan sebagai hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya. Atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Dalam kamus Oxford (1974: 760) disebutkan bahwa Science knowledge arranged in an ordely manner, especially knowledge obtaind by observation and testing of facts. Sedangkan bahasa salah satunya biasa dipahami sebagai sistem dari pada lambang yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan (Poerwadarminta, 1985: 75).
Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa ilmu bahasa adalah ilmu pengetahuan yang digunakan oleh manusia untuk memahami sistem dari pada lambang yang dipakai orang untuk berkomunikasi. Secara singkat, bisa dikatakan bahwa ilmu bahasa adalah ilmu yang membicarakan tentang bahasa; atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji bahasa, atau ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa atau ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa (Sudaryanto, 1996: 5).

Menurut Chaer (1994:2) ilmu bahasa ini di Indonesia -saat ini- dikenal juga dengan nama linguistik. Istilah linguistik sepadan dengan istilah linguistics (Inggris), linguistiek (Belanda), linguistica (Italia), Linfvistika (Rusia), dan linguistique (Prancis). Kata linguistik berasal dari bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa’. Kata Arab yang mirip dengan kata lingua adalah kata lughah (لغة) bahasa.

Istilah ilmu bahasa sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan istilah linguistik dikenal kemudian. Namun walaupun istilah ilmu bahasa sudah lama dikenal, masih saja terdapat perbedaan pemahaman dan penggunaannya yang disebabkan oleh banyaknya ilmu yang menjadikan bahasa  sebagai objek kajiannya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Bagi sebagian orang, ilmu bahasa masih identik dengan gramatika atau tata bahasa yang biasanya berbicara sekitar masalah morfologi dan sintaksis. Sedangkan bagi sebagian yang lain, terutama yang pernah mempelajari ilmu bahasa modern, pengertian ilmu bahasa identik dengan linguistik.

Dalam bahasa Inggris, istilah linguistik, selain berarti ilmu yang mengkaji bahasa (linguistics), juga berati ‘bahasa’ (linguistic). Kedua arti ini digunakan juga dalam bahasa Indonesia. Pada frase ‘linguistik pengantar’ kata linguistik berarti ilmu bahasa. Sedangkan dalam frase ‘masyarakat linguistik’ kata linguistik berarti ‘bahasa’.
Akhir-akhir ini, penggunaan istilah linguistik sudah lebih populer, hanya saja, kepopuleran itu tidak mampu mengeluarkan linguistik dari kesamaran/kekaburan pengertian. Menurut Sudaryanto ada empat hal yang mengaburkan pengertian linguistik:
  1. banyak ilmu yang berhubungan dengan bahasa;
  2. adanya pengertian bahasa yang bersifat ganda;
  3. adanya istilah linguistik yang bukan untuk linguistics; dan
  4. adanya linguis yang berperan ganda.
Sebagai telah dipaparkan di atas, istilah linguistik secara etimologis diambil dari kata  Latin lingua ‘bahasa’. Menurut sebagian pakar bahasa, istilah linguitik terdiri atas dua morfem: lingua dan etik. Lingua berarti ‘bahasa’ dan etik berarti ‘melihat’. Dengan pendekatan etik, pola-pola fisik bahasa digambarkan tanpa menghubungkannya dengan fungsinya dalam sistem bahasa (Kridalaksana, 1993; 52). Sedangkan menurut Sudaryanto (1996: 10), akhiran -ik, -ics,  dan -ique sepadan dengan -logi yang berarti ‘ilmu’. Dengan akhiran –ik yang berari ‘ilmu’, kata linguistik bisa diartikan ilmu bahasa.
Secara terminologis, linguistik didefinisikan dengan berbagai redaksi. Berikut beberapa pendapat pakar bahasa mengenai definisi linguistik:
  1. Hornby (ed. III: 494) linguistics: “(1) The scientific study of languages, (2) the science of language, e.g. of it structure, acquisition, relationship to other forms of communication.”
  2. Kridalaksana (1993; 128): “Ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah.”
  3. Lyons (1995: 1): “Linguistik mungkin bisa didefinisikan sebagai pengkajian bahasa secara ilmiah.”
  4. Martinet (1987: 19): “Linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.”
  5. Chaer (1994: 1): “Ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.”

 Demikian pengerian bahasa menurut para alinya. semog bermanfaat.

Sabtu, 10 Desember 2016

Ucapan Tahun baru 2017-TERBARU

Dalam rangka menyambut tahun baru masehi 2017 inilah yang harus kalian lakukan, hal baru ditahun yang baru, tentunya ucapan tersebut bukan hanya kepada teman, sahabat, rekan kerja, bahkan dunia. pastinya dong terhadap seseorang yang hidup enuh dengan ke sepesialan dalam hati kita, siapa lagi kalau bukan sang kekasih alih pacar brooo.!! Hihii
Berikut contoh ucapan tahun baru, reverensi ucapan kren buat kalian semua.

Teeet teeet teeee!!
trompetpun berbunyi
menandakan berakhirnya
tahun ini, dan 
selamat datang di tahun baru 2017

dengan rasa yang penuh tulus, saya dan semua keluarga
mengucapkan selamat tahun baru 2017
semoga ditahun baru yang ini hidup lebih sejahtera.

the year has almost gone, but made us strong
the path was long, but we've walked with song
there were fears and tears  but we had reasons for cheers
happy new year 2017

hidup hanya sebentar
sebentar senang
sebentar sedih
sebentar bokek
sebentar banyak duit
sebentar nangis
sebentar ketawa
eh bentar lagi ganti tahun
selamat tahun baru yaa..!!

mungkin sobat bosan dengan kata-kata, nih gua beri gambar-gambarnya buat jadiin DP MMS FP. 


















Sekian dulu, semoga bermanfaat. Jangan lupa iya ucapkan salam-salamnya buat orang-orang tercintanya. byeee.!!

Kamis, 08 Desember 2016

Hukum Mad Lengkap dengan Contoh

Para ahli atau Ulama Tajwid mereka memaparkan tentang Mad yang bermakna memanjangkan suara dengan melanjutkan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad.
Hukum Mad terbagi menjadi dua bagian diantaranya adalah Mad Asli dan Mad Far'i. Mad mempunyai beberapa huruf, yaitu: Alif, Wau, dan Ya. dan huruf-huruf tersebut harus berbaris Mati atau Saktah. Kemudian panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harkat.
Pengertian Mad ada dua istilah, yaitu secara bahasa dan istilah. Mad menurut istilah yaitu membaca secara panjang huruf hijaiah, sedangkan menurut bahasa mad mempunyai arti  panjang. Ok kita lanjut saja pembahasannya, supaya cepat dipahami dan dimengerti.

Berikut ada 15 macam hukum bacaan mad beserta contohnya, simak dan fahami ya!!.
  1. Mad Thabi'i: Ketika ada huruf Alif (ا) letaknya sesudah huruf fathah atau Ya (ي) mati/sukun, sesudah Kasrah atau Wau (و) sesudah Dhomah, maka hukumnya Mad Thabi'i. Mad artinya Panjang dan Thabi'i artinya Biasa. Berikut contohnya: كِتَابُ - يَقُوْلُ - سَمِيْع
  2. Mad Wajib Muttasil: Cara membacanya yaitu ketika ada huruf mad thabi'i dengan Hamzah (ء) dalam satu kalimat maka membacanya wajib panjang dengan ukuran 5 atau 2 setengah kali dari bajaan panjang mad thabi'i. Contoh: َسَوَاءٌ - جَاءَ - جِيْء 
  3. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi: Cara membacanya, Ketika ada huruf mad thabi'i bertemu dengan huruf mati atau sukun, hukum bacaanya yaitu sepanjang 6 harkat. Contohnya Seperti ini: َاَلآن
  4. Mad Jaiz Munfashil: Jaiz artinya silahkan atau boleh, sedangkan Munfashil adalah terpisah. Cara membacanya yaitu ketika ada huruf mad thabi'i bertemu dengan hamzah, tetapi hamzah (ء) tersebut lain dari kalimat. Jadi hukum bacaanya bisa seperti mad thabi'i bisa juga mad mad wajib muttashil. Contohnya seperti ini: َوَلاَأنْتُمْ - بِمَا أُنْزِل
  5. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi: Cara membacanya adalah ketika ada huruf mad thabi'i bertemu dengan Tasyid, didalam satu kalimat atau perkataan maka hukum bacaannya harus sepanjang 6 harkat, tiga kali dari bacaan mad thabi'i. Seperti contoh berikut ini: وَلاَالضَّآلِيْنَ - اَلصَّآخة
  6. Mad Layyin: Cara membacanya yaitu ketika ada huruf wau sukun (وْ) atau ya sukun (يْ) sedangkan huruf sebelumnya fathah, cara membacanya hanya sekedar lunak atau lemas saja. Contoh: ٌرَيْبُ - خَوْف
  7. Mad Shilah Qashirah: Untuk mengetahuinya yaitu, apabila ada Ha dhamir sedangkan sebelum Ha tadi terdapat huruf berharkat, maka cara hukum bacaanya seperti mad thabi'i. Contoh: انه كان لاشريكا له
  8. Mad Shilah Thawilah: Maka hukum bacaannya, apabila mad shilah qashirah berjumpa dengan huruf hamzah, maka dibacanya seperti mad jaiz munfashil. contohnya seperti ini: عنده الاباذنه - له اخلده
  9. Mad 'Iwad: apabilah ada huruf fathah dan tanwin yang jatuh pada waqaf terdapat di akhir kalimat, maka cara membacanya seperti mad thabi'i. Seprti contoh berikut ini simak dengan baik-baik: سميعا - بصيرا - حكيما - عليما
  10. Mad Badal: badal artinya Ganti, hakikatnya huruf mad yang tadinya hamzah karena sukun maka diganti dengan huruf alif, wau, atau ya. Cara membacanya yaitu apabila ada hamzah bertemu dengan mad maka cara membacanya seperti mad thabi'i. Contoh hukum cara membacanya mad badal adalah seperti ini: ادم asalnya أأدم begitupun dengan huruf ya dan wau nya.
  11. Mad Lazim Harfi Musyabba': Cara membacanya apabila kalian menemukan permulaan dalam al-quran terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang delapan: ن - ق - ص - ع - س - ل - ك - م Ciri bacaannya seperti Mad Lazim yaitu dengan panjang bacaanya 6 harkat. Contoh: الم - ن - يسن
  12. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf: Cara membacanya yaitu apabila ada huruf (ح - ي ط - ه - ز ) yang lima dalam permulaan bacaan ayat al-quran maka hukum bacaannya seperti mad thabi'i.m contohnya: حام - الم
  13. Mad Tamkin: Apabila kalian menemukan huruf ya sukun yang didahului dengan huruf ya bertsydid dan harkatnya kashrah cara membacanya, contoh seperti ini: النبيين -  حييتم
  14. Mad Farq: Apabila kalian menemuakan dua hamzah, hamzah pertama yaitu hamzah istifham dan yang kedua hamzah washal pada alif lam ma'rifah, maka cara membacanya sepanjang 6 harkat. Perhatikan contoh berikut yang diberi warna merah:
  15. Mad 'Aridl Lissukun: Ada tiga cara membaca hukum bacaan ini, ketika mad 'aridl lissukun bertemu dengan tanda waqhaf atau tempat pemberhentian sebelumnya tanda waqafnya ada mad thabi'i atau mad lyyin maka cara membacanya yaitu: 
  • Cara membacanya 6 harkat seperti mad wajib muttashil (utama)
  • Panjangnya 4 harkat dua kali mad thabi'i (pertengahan)
  • Boleh dibaca seperti mad thabi'i biasa (pendek)

Rabu, 07 Desember 2016

Ilmu Tajwid-Hukum Alif Lam

Hukum Alif lam Ma'rifah yaitu dua huruf yang ditambahkan pada Pangkal. Atau awal dari kata yang bermakna Nama/Isim.

Alif Lam terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  1. Alif Lam Qamariah Definisinya ialah Lam yang di ikuti oleh 14 huruf Hijaiah. berikut adalah huruf-hurufnya: ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م  و ي ه. Hukum alif lam qamariyah diambil dari bahasa arab, yaitu القمر yang artinya adalah bulan. Oleh karena itu alif lam qamariah dibacakanya harus jelas  tanpa meleburkan bacaannya.
  2. Alif Lam Syamsiah Definisinya adalah Lam yang di ikuti oleh 14 huruf Hijaiah. berikut adalah huruf-hurufnya: ط ث ص ر ت ض د ن ذ س ل ش ز ظ. Hukum alif lam syamsiah diambil dari bahasa arab, yaitu الشمسية yang artinya adalah matahari. oleh karena itu alif lam syamsiah tidak dibacakan melainkan dileburkan pada huruf setelahnya.
Berikut adalah contoh-contoh Alif Lam Qamariah dan Alif Lam Syamsiah.
Contoh Alif Lam Qamaria:
  • ال Bertemu dengan ا Contoh: ُالَأَحَد 
  • ال Bertemu dengan ب Contoh: ُاَلْبَصِيْر
  • ال Bertemu dengan ج Contoh: ُاَلْجَمَل
  • ال Bertemu dengan ح Contoh: ُاَلْحَمْد
  • ال Bertemu dengan خ Contoh: ُاَلْخَيْر
  • ال Bertemu dengan ع Contoh: ُاَلْعَصْر
  • ال Bertemu dengan غ Contoh: ُاَلْغَفُوْر
  • ال Bertemu dengan ف Contoh: ُاَلْفِيْل
  • ال Bertemu dengan ق Contoh: ُاَلْقَمَر
  • ال Bertemu dengan ك Contoh: ُاَلْكَفِر
  • ال Bertemu dengan م Contoh: ُاَلْمُؤْمِن
  • ال Bertemu dengan و Contoh: ُاَلْوَهَّاب
  • ال Bertemu dengan ي Contoh: ُاَلْيَوْم
  • ال Bertemu dengan ه Contoh: ُاَلْهُمَزَة
Contoh Alif Lam Syamsiah:
  • ال Bertemu dengan ط Contoh: ُاَلتَّكَاثُر
  • ال Bertemu dengan ث Contoh: ُاَلثَّوْب
  • ال Bertemu dengan ص Contoh: ُاَلصَّدْر
  • ال Bertemu dengan ر Contoh: ُاَلرَّحْمن
  • ال Bertemu dengan ت Contoh: ُاَلتَّوْبَة
  • ال Bertemu dengan ض Contoh: ُاَلضَّالِيْن
  • ال Bertemu dengan د Contoh: ُاَلدَّيْن
  • ال Bertemu dengan ن Contoh: ُاَلنَّوْم
  • ال Bertemu dengan ذ Contoh: ُاَلذِّكْر
  • ال Bertemu dengan س Contoh: ُاَلسَّمِيْع
  • ال Bertemu dengan ل Contoh: ُاَللَّيْل
  • ال Bertemu dengan ش Contoh: ُاَلشَّمْس
  • ال Bertemu dengan ز Contoh: ُاَلزَّيْتُوْن
  • ال Bertemu dengan ظ Contoh: ُاَلظَّالِيْن
Dari pembahasan Alif Lam Qamaria dan Alif Lam Syamsiah di atas kita dapat membedakan keduanya.
  1. Alif Lam Syamsiah tidak berharkat, sedangkan Alif Lam Qamariah lam-nya berharkat sukun. 
  2. Alif Lam Syamsiah lam-nya tidak di bacakan, sedangkan Qamariah lam-nya dibacakan.
  3. Untuk Syamsiah lam-nya di leburkan kedalam huruf syamsiah sesudahnya, sehingga huruf syamsiah tersebut di beri tasydid. Sedangkan untuk Qamariah, karena lam berharkat sukun, maka huruf sesudahnya tidak di beri tasydid.
Sekian dan terimakasih pembahasan dari PERPUSTAKAAN MINI semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.!

Senin, 05 Desember 2016

Ilmu Tajwid-Hukum Nun mati dan Tanwin

Dalam pemahasan selanjutnya, yaitu membahas tentang Hukum Nun mati dan Tanwin. Selamat membaca..!!

1. Izhar Halqi
 Hukum bacaan Idzhar Halqi yaitu: Bila Nun mati atau Tanwin bertemu dengan huruf Idzhar maka cara Melafadzkan atau mengucapkannya harus jelas/terang dan tdak boleh berdengung Jika Nun mati (نْ) atau Tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan). 
Hurufnya yaitu ada 6: ء -ح -خ -ع -غ -

Contoh:  نَارٌ حَامِيَةٌ, -  كُفُ وًا اَحَدٌاَنْ عَمْتَ - اَنْهَارُ - مِنْ غِلٍّ – مِنْ خَلْقِ


2. Idgham
  Hukum bacaan Idgham terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Idgham Bigunnah (Ma’algunnah). 
  Definisi Idgam Bigunnah yaitu berarti, lebur/masuk, dan bigunnah berarti harus dengung. Jadi memasukkan huruf sambil dibaca dengung. (dengung itu suara yang keluar dari hidung). Huruf Idgham Bigunnah terbagi menjadi 4 macam yaitu: ي - م – ن – و

1) Hukum bacaan Idgham Bigunnah dengan ciri Tanwin Kashrah bertemu atau berhadapan dengan huruf Mim (م) jadi tanwin pada huruf lam masuk di huruf di depannya, yaitu mam. Jadi dibaca habblumin, dan kedua yaitu Nun mati bertemu Min, jadi dibaca mimmasad. 
Contoh: حَبْلُ مِنْ مَسَدٍ Maka dibaca, Hablum mimmasad.

2) Hukum bacaan Idgham Bigunnah dengan ciri Tanwin Kashrah bertemu dengan huruf Ya (ي). Jadi tanwin kashrah dimasukan pada huruf YA dihadapannya, maka dileburkan menjadi huruf YA Dziyy. Seperti ada tasydid. 
Contoh: يَوْمَئِ ذٍ يَصْدُرٌ Maka dibaca Yaumaidzi yyashduru.

3) Hukum bacaan Idgham Bigunnah pada huruf Nun (ن). Mati bertemu huruf Nun, jadi Nun mati masuk atau dilebur pada huruf Nun dihadapannya. 
Contoh:وَمَنْ نُعَمِّرْهُ  Maka dibaca Wamann nu’ammirhu.

4) Hukum bacaan Idgham Bigunnah pada huruf WAU (و). Ciri hokum bacaannya yaitu Tanwin Kasrah bertemu dengan huruf wau, jadi dibacanya masuk pada huruf wau. Maka dibacanya menjadi Biww, seperti ada tasydid pada huruf wau. 
Contoh: لَهَبٍ وَتَبٌ Maka dibaca Lahabiw watab.

b) Idgham Bilaghunnah (Bighairi Gunnah). 
  Definisi Idgam Bilagunnah yaitu idgam berati, masuk/lebur, dan bila itu tidak gunnah adalah suara yang keluar dari hidung dengan dengung. Jadi pengertian idgam bigunnah adalah masuk atau lebur dengan tidak disertakan dengan suara yang keluar dari hidung atau tidak mendengung, yang berbeda dengan idgam bigunnah masuk dengan suara yang keluar dari hidung atau disertai dengung. 
  Huruf Idgam Bilagunnah ini ada 2 huruf, yaitu: Lam (ل) dan Ra (ر). Jadi setiap ada Nun mati atau tanwin [fattah, kasrah, atau dhomah] bertemua dengan huruf yang dua tadi itu disebut dengan hukum bacaannya Idgam Bigunnah. Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti Ra (ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.

Contoh Idgham Bilagunnah huruf Lam (ل): وَلَمْ يَكُنْ لَهُ Maka dibaca Walam Yakul Lahu. Dengan ciri Nun mati bertemu/berhadapan dengan huruf Lam, jadi nun matinya lebur pada huruf Lam.

Contoh Idgham Bilagunnah huruf Ra (ر): فِي عِيْشَتٍ رًاضِيَةٍ Maka dibaca Fii ‘Iisyatir Rodiyah. Dengan ciri tanwin kasrah bertemu/berhadapan dengan huruf Ro. Jadi huruf ta yang bertanwi melebur kepada huruf setelahnya yaitu huruf Ra. Itu dinamakan dengan Idgam Bilagunnah. 
  Perlu diperhatikan membaca huruf Idgam Bilagunnah tidak memakai suara dari hidung, anda dapat mempraktekkannya dengan menekan hidung atau menutup rongga hidung anda, dan jikalau Idgam Bigunnah harus memakai gunnah atau suara dari hidung (mendengung), anda juga dapat mencobanya dengan menekan atau menutup rongga hidung anda, pasti akan ada tekanan dari hidung.

3. Iqlab
   Iqlab termasuk hukum bacaan Nun mati dan Tanwin. Hurufnya ada satu yaitu Ba (ب), Jika Nun mati atau Tanwin bertemu dengan huruf Ba (ب), berarti itu adalah hukum bacaan Iqlab, arti dari Iqlab itu sendiri dari merubah, dibalik, ditukar atau mengganti. Hukum ini terjadi apabila Nun mati atau Tanwin bertemu dengan huruf ba (ب). Dalam bacaan ini, maka bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim (م). 
Contoh: [من بعثنا Maka dibaca Mam Ba’atsana] [وما ينبغي Maka dibaca Wama Yambagi] [َيُنۢبَذَنَّ Maka dibaca Layumbadzanna].

4) Ikhfa Haqiqi
   Jika Nun mati atau Tanwin bertemu dengan huruf-huruf ini: {Ta [ت] Tsa [ث] Jim [ج] Dal [د] Dzal [ذ] Zai [ز] Sin [س] Syin [ش] Shad [ص] Dhad [ض] Tha [ط] Dhza [ظ] Fa [ف] Qof [ق] dan Kaf [ك]}. Maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ

Minggu, 04 Desember 2016

Pengenalan Tentang Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid. Dalam membaca kitab suci Al-Quran agar dapat mempelajari, dan membaca dan memahami isi dan kandungan makna dari setiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu tahu dan mengenal, tentang ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca tiap huruf ayat Al-Quran. Gunanya tajwid adalah sebagai alat untuk mempermudah kita untuk mengetahui panjang dan pendek, melafazkan dan hukumnya dalam membaca ayat suci Al-Quran. Pengertian Tajwīd (تجويد) secara harfi mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok/benar dan indah atau bagus dan bagus, kata tajwid berasal dari” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا) dalam bahasa Arab. Di dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya dengan benar. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dan benar dalam kitab suci Al-Quran maupun dalam Hadist dan yang lainnya.

Dalam masalah ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam membaca Al-Quran, diantaranya :
1. Makharijul huruf, yakni satu tempat keluar masuknya huruf.
2. Shifatul huruf, yakni suatu cara melafalkan atau mengucapkan huruf.
3. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain.
4. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan atau mengucapkan dalam tiap-tiap ayat Al-Quran.
5. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus dimulai untuk dibaca dan untk berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid.
6. Yang terakhir adalah paling poko harus bisa dan tahu cara dan penempatan baris atau harkat yakni mana yang harus domah, patah, kasroh dan sebagainya.
Arti lain dari ilmu tajwid adalah melafadzkan atau membunyikan dan menyampaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam membaca kitab suci Al-Quran agar dapat mempelajari, dan membaca dan memahami  isi kandungan makna dari setiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu tahu dan mengenal tentang  ilmu tajwid, yakni tanda-tanda baca tiap huruf ayat Al-Quran. Gunanya  tajwid adalah sebagai alat untuk mempermudah kita  untuk mengetahui panjang dan pendek, melafazkan dan hukumnya  dalam membaca ayat suci Al-Quran.
Pengertian Tajwīd (تجويد) secara Harfi  mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok/benar dan indah. Kata tajwid berasal dari” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا) dalam bahasa Arab. Di dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya dengan benar.  Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara melafadzkan atau mengucapkan huruf-huruf  yang terdapat dan benar dalam kitab suci Al-Quran maupun dalam Hadist dan yang lainnya. Dalam masalah  ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam membaca Al-Quran, diantaranya:
1. Makharijul huruf, yakni satu tempat keluar masuknya huruf.
2. Shifatul huruf, yakni suatu cara melafalkan atau mengucapkan huruf.
3. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain.
4. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafadzkan atau mengucapkan dalam tiap-tiap ayat Al-Quran.
5. Ahkamul waqaf wal ibtida, yakni mengetahui huruf yang harus dimulai untuk dibaca dan untk berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid.
6. Yang terakhir adalah paling poko harus bisa dan tahu cara penempatan baris atau harkat yakni  mana yang harus domah, patah, kasroh.
Menurut para Ulama besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah, akan tetapi mengamalkan ilmu tajwd ketika memabaca Al-Quran hukumnya Fardhu ‘Ain atau wajib. Hukum bagi laki-laki dan perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru masuk atau seseorang yang baru mempelajari Islam.
Mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu sendiri hukum wajib, suatu ilmu yang harus dipelajari oleh kita untuk menghindari kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafadzkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna.
Berikut ini ada dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid diantaranya:
1. Dalil pertama di ambil dari ayat suci Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya;
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا
 Artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil  73: 4].

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai sekarang  ini, yang menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu yang fardhu.

Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal atau dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain :

1. Hukum Ta’awuz dan Basmalah
     > Isti’azah atau ta’awuz adalah melafadzkan atau membunyikannya:
        A’uzubillahi minasy syaitaanir rajiim {ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ}.
     > Basmalah adalah bunyinya:
        Bismillahir rahmaanir rahiim {ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ}.

Terdapat 4 cara membaca Ta’awudz, basmalah, dan surat:
a. Memutuskan (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
b. Menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti (diwasholkan),
c. Membaca Ta’awudz dan basmalah tanpa berhenti (diwasholkan),
d. Membaca, Ta’awudz, basmalah, dan awal surat secara langsung tanpa berhenti (diwasholkan).

Dan juga terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu keharusan dengan tujuan :

a. Basmalah sebagai pemisah  surat Al-Quran dengan surat yang lain
b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c. Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d. Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti. Namun basamalah tidak selalu menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk melanjutkan surat berikutnya. Walau bagaimanapun, tidak harus membaca demikian karena dikhawatirkan ada yang mengganggap basmalah merupakan salah satu ayat daripada surat yang sebelumnya.

Dalam ilmu tajwid dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya, antara lain :

1. Hukum nun mati dan tanwin.
2. Hukum mim mati
3. Hukum mim dan nun tasydid
4. Hukum alif lam ma’rifah
5. Hukum idgham
6. Hukum mad
7. Hukum ra’
8. Qalqalah
9. Waqaf (وقف)

Untuk pembahasan yang di atas (Hukum dan Tanda baca Ilmu Tajwid), selahkan lihat disini.

Senin, 02 Mei 2016

Pengertian dan Contoh Mim mati-Ilmu Tajwid


Hukum Mim mati adalah bagian atau cabang dari pembelajaran Ilmu Tajwid, maka daripada itu saya akan menjelaskn tentang ilmu tajwid pada bab Mim mati. Mim mati atau sering disebut dengan Mim sukun bila bertemu dengan salah satu huruf Hijaiyyah yang 28 tersebut. yaitu:







Mim Mati terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

Ikhfa Syafawi: Apabila Mim mati bertemu dengan huruf Ba, maka membacanya harus samar-samar. artinya pada saat membaca disamarkan antara Mim dan Ba dan terdengar seperti di dengungkan.
Contoh
فاحكم بيننهم Maka di bacanya Fahkum Bainahum
ترميهم بحجارة Maka di bacanya Tarmihim Bihijaratin
تقيكم بأسكم Maka di bacanya Taqikum Basukum.

Idgham Mimi (Idgham Mutamatsilain): Definisinya yaitu Mim mati bertemu dengan huruf Mim (م). Cara membacanya yaitu mendengung dengan memasukan huruf Mim mati kedalam huruf Mim di depannya.
Contoh:
ام من Maka di bacanya Am man
كم من فئة Maka di bacanya Kam Min Fiatin
اجرهم مرتين Maka di bacanya Ajrahum Marratain.

Idzhar Syafawi: Definisinya adalah, apabila Mim mati bertemu dengan huruf Hijaiyyah (salah satunya), kecuali huruf Mim dan Ba maka hukum bacaannya yaitu Idzhar Syafawi.
Contoh:
لعلكم تتقون Maka di bacanya La'allakum Tattaqun
ولم يكن لة Maka di bacanya Walam Yakullahu
الحمد Maka di bacanya Alhamdu.

Demikianlah pembahasan tentang Mim mati dalam ilmu tajwid, setelah mempelajarinya semoga dapat membedakan antara Mim mati dan Nun sukun/tanwin. Semoga termotivasi untuk terus mempelajari tentang ilmu tajwid dan mengaplikasikannya dalam setiap pembacaan ayat-ayat suci AL-Quran.

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.